Beritabanten.com – Empat anak yatim di Kampung Cadas Ngerong, Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, kini tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah kisah mereka viral.
Keempat anak tersebut, yaitu Dewi (11), Imas (9), Asep (7), dan Aulia (4), harus menjalani hidup yang penuh perjuangan tanpa ditemani oleh sang ibu, yang telah menikah lagi setelah ayah mereka meninggal.
Dewi, sebagai anak sulung, terpaksa mengurusi ketiga adiknya dan bahkan harus berhenti sekolah SMP untuk merawat mereka. Mereka tinggal di rumah semi permanen yang sederhana, jauh dari perhatian ibu mereka yang kini sudah berkeluarga dengan pria lain.
Kisah haru ini pertama kali diketahui publik setelah Kompol Jajang Mulyaman, Kasubdit Gasum Ditsamapta Polda Banten, mengunjungi rumah mereka. Dalam unggahan video di TikTok milik Jajang, terlihat para anak yatim ini menangis teringat ibu mereka yang sudah tidak lagi tinggal bersama mereka.
“Tinggal di sini berempat, bapak sudah meninggal, mamah nikah lagi. Nggak tahu, nggak pernah ke sana (ke rumah suami ibu),” ungkap Dewi dalam video yang menjadi viral, dikutip TribunBanten.com, Jumat (27/12/2024).
Dewi menceritakan bahwa ibu mereka hanya mengirimkan makanan sekali sehari, namun setelah menikah lagi, sang ibu tidak lagi tinggal bersama mereka dan komunikasi menjadi sangat terbatas.
“Makan dikirim sore, kalau sore nggak dikirim nanti dianter pagi,” ujar Dewi, sambil mengenang hari-hari penuh kesulitan yang mereka jalani.
Sebelumnya, informasi mengenai kondisi keluarga ini sampai ke Kompol Jajang Mulyaman setelah mendapat laporan bahwa empat anak tersebut tinggal sendiri tanpa ibu setelah ayah mereka meninggal dunia dua tahun lalu.
“Saya dapat info bahwa bapaknya meninggal dua tahun lalu, ibunya menikah lagi. Terus saya cek ke sana bersama anggota, ternyata benar,” jelas Jajang.
Kondisi keempat anak yatim tersebut memantik empati dari Kompol Jajang Mulyaman. Ia merasa tergerak untuk membantu mereka, bukan hanya dengan memberikan bantuan langsung, tetapi juga dengan mengunggah video kunjungannya ke rumah mereka. Tujuannya adalah agar masyarakat mengetahui kondisi anak-anak tersebut dan dapat memberikan bantuan, baik dalam bentuk materi maupun perhatian.
“Saya unggah video ini agar menjadi syiar kepada masyarakat, agar mereka juga tergerak untuk membantu anak-anak yatim ini,” ujar Jajang. Video yang diunggah Jajang pun mendapat banyak perhatian dan dukungan dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat sekitar, yang mulai menggalang bantuan untuk meringankan beban hidup keempat anak yatim tersebut.
Kini, dengan bantuan yang datang dari berbagai pihak, diharapkan masa depan Dewi, Imas, Asep, dan Aulia bisa lebih cerah. Di sisi lain, kisah mereka menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya perhatian terhadap sesama, terutama bagi anak-anak yang membutuhkan kasih sayang dan perlindungan.
Pihak kepolisian dan berbagai lembaga sosial yang tergerak untuk membantu juga berjanji akan terus memantau kondisi keluarga ini dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. (Nbl)
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News Beritabanten.com


Tinggalkan Balasan