Beritabanten.com — Masyarakat digemparkan dengan kabar hilangnya saldo milik seorang nasabah prioritas Bank BRI Cabang Lau Baleng, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, senilai sekitar Rp200 juta.
Kejadian yang berlangsung pada Selasa (11/11) ini membuat sang nasabah hampir pingsan setelah mengetahui tabungannya tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
Dalam penuturannya, nasabah mengaku bingung dengan cara hilangnya saldo tersebut. Saat hendak mengganti kartu ATM, kartu lamanya ternyata tidak rusak, namun justru diblokir tanpa pemberitahuan apa pun.
“Bagaimana bisa ATM saya diblokir tanpa alasan jelas dan tanpa sepengetahuan saya? Kok bisa, sih, malah dioporkan begitu saja tanpa kejelasan!” tulis nasabah itu dalam unggahan media sosialnya pada Selasa (12/11).
Kasus ini menjadi sorotan publik setelah muncul dugaan keterlibatan seorang pegawai Bank BRI bernama Argo Sembiring. Pegawai tersebut disebut kerap mengunggah konten dari dalam kantor BRI, dan hal ini kemudian menjadi bahan perbincangan warganet.
Menurut pengakuan nasabah, saat proses penggantian kartu, kartu ATM lamanya tidak dirusak atau dipatahkan di hadapan dirinya, melainkan langsung diblokir tanpa penjelasan.
Ia pun merasa curiga karena kartu tersebut masih utuh, tetapi sudah tidak bisa digunakan.
Kasus dugaan tindak kejahatan perbankan ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian untuk diselidiki lebih lanjut. Hingga kini, pihak Bank BRI belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan keterlibatan pegawainya.
Publik mendesak agar Bank BRI segera memberikan klarifikasi atas insiden ini dan menjelaskan peran oknum yang diduga terlibat.
Selain itu, netizen juga menuntut transparansi serta tindakan tegas dari pihak bank untuk memastikan agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi lembaga keuangan agar lebih memperketat sistem keamanan dan pengawasan internal demi menjaga kepercayaan para nasabah, terutama mereka yang berstatus prioritas. (Nbl)
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News Beritabanten.com


Tinggalkan Balasan