Beritabanten.com – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri memberikan tanggapan singkat terkait isu penutupan ratusan toko minimarket Alfamart yang terjadi sepanjang tahun 2024.
Saat ditemui usai menghadiri konferensi pers “Bina Diskon 2024” di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2024), Dyah menyatakan akan mengecek terlebih dahulu kondisi yang terjadi terkait hal ini.
“Saya cek dulu ya,” ujar Dyah Roro Esti menanggapi pertanyaan wartawan mengenai penutupan toko-toko Alfamart.
Alasan Penutupan Toko Alfamart
Sebelumnya, diberitakan bahwa ratusan toko Alfamart di berbagai lokasi terpaksa tutup pada tahun ini. Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), Solihin, mengonfirmasi adanya penutupan sejumlah gerai dan menjelaskan beberapa alasan di balik keputusan tersebut.
Menurut Solihin, salah satu faktor utama adalah lonjakan biaya sewa toko yang semakin tinggi setiap tahunnya. “Biaya toko makin mahal kita memaklumi kalau naik, tapi kalau biaya sewa naiknya tinggi dan enggak wajar, ya harus ditutup,” ungkapnya, pada kompas, Minggu (15/12/2024).
Selain itu, banyak pemegang waralaba atau franchise Alfamart yang memilih untuk beralih usaha dengan membuka gerai lain, mengingat potensi keuntungan yang lebih menggiurkan dari usaha lain. Alfamart sendiri menggunakan sistem kemitraan franchise dengan modal awal sekitar Rp 300 juta.
Penutupan Tidak Seberapa Banyak
Solihin juga menekankan bahwa jumlah toko yang tutup tahun ini tidak sebanyak yang dibayangkan dan jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah toko yang masih beroperasi.
“Ada toko franchise dan ada toko reguler, tapi yang pasti kalau franchise masa iya kita paksakan mereka harus buka,” jelasnya. “Yang tutup, setengahnya pun enggak ada. Masih banyak yang buka,” tambah Solihin.
Kinerja Keuangan Positif
Meski menghadapi penutupan beberapa toko, kinerja keuangan Alfamart tetap menunjukkan hasil yang positif. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun pada kuartal III-2024.
Angka ini mengalami peningkatan 9,52 persen dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp 2,19 triliun.
Pendapatan perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 10,23 persen, dari Rp 80,02 triliun pada September 2023 menjadi Rp 88,21 triliun pada tahun 2024. Namun, meskipun pendapatan meningkat, beban pokok pendapatan juga melonjak cukup signifikan menjadi Rp 69,24 triliun, dibandingkan dengan Rp 53,12 triliun pada tahun lalu.
Laba bruto Alfamart tercatat sebesar Rp 18,86 triliun, mengalami kenaikan 11,66 persen dibandingkan dengan Rp 16,89 triliun pada tahun lalu.
Meski begitu, beban penjualan dan distribusi serta beban umum dan administrasi juga turut meningkat, masing-masing dari Rp 13,43 triliun menjadi Rp 15,04 triliun, dan dari Rp 1,44 triliun menjadi Rp 1,57 triliun.
Meskipun demikian, dengan kinerja keuangan yang masih positif, Alfamart terus berupaya menjaga eksistensinya di tengah tantangan yang ada.
Pemerintah melalui Wamendag juga akan terus memantau perkembangan terkait industri retail dan dampaknya terhadap ekonomi Masyarakat. (Nbl)
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News Beritabanten.com
Tinggalkan Balasan