Beritabanten.com – Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa ekoteologi merupakan tuntutan moral sekaligus sebagai bentuk dari panggilan iman.
Menurutnya, segala bentuk ciptaan di dunia ini termasuk binatang dan tumbuhan itu adalah wujud keberadaan Tuhan. Menjaga alam, otomatis menjaga keimanan manusia terhadap Tuhan.
“Manusia itu memiliki tugas sebagai khalifah di bumi, bertanggung jawab untuk menjaga bumi ini untuk generasi penerus, bukan merusaknya,” tegasnya di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, Sabtu (27/9/25).
Menag Nasaruddin menjelaskan konsep Ekoteologi sebagai hubungan sinergis yang tak terpisahkan antara Manusia, Alam, dan Tuhan (Man, Nature, and God). Menurutnya, semakin tiga komponen ini bersinergi, semakin bermartabat manusia. “Semakin kuat hubungan kita dengan Tuhan dan Alam, semakin kuat juga iman kita”, jelasnya.
Menyoroti kerusakan alam, Menag menyampaikan bahwa kerusakan itu terjadi akibat tangan-tangan jahil manusia sendiri. Menurutnya, ketidakpedulian manusia terhadap krisis alam adalah bukti bahwa manusia sedang ada dalam krisis spiritual.
“Krisis alam yang terjadi itu adalah bukti bahwa ada krisis spiritual, kita harus menjaga alam, tetapi jika tangan-tangan kita sendiri yang merusak alam, maka akan semakin dekat kita kepada akhir dunia ini”, tuturnya.
Menag kemudian beralih pada seruan untuk merevitalisasi nilai-nilai agama sebagai fondasi etika lingkungan. Ia menyatakan bahwa inti dari semua agama adalah cinta, termasuk kepada alam dan sesama manusia.
“Kita harus mengajarkan ilmu agama yang penuh cinta, agama apapun berdasarkan kepada rasa cinta. Islam sendiri, mengajarkan konsep kedamaian holistik, yaitu damai dengan diri sendiri, sesama manusia, damai dengan alam, dan damai dengan Tuhan” pungkasnya.(Red)
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News Beritabanten.com
Tinggalkan Balasan