Beritabanten.com – Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Kemkomdigi RI) meminta dukungan media untuk mengabarkan bahwa layanan internet Starlink di Aceh adalah gratis.

Layanan gratis tersebut berlaku selama dua bulan untuk kawasan terdampak banjir bandang dan tanah longsor.

Selain itu, meminta media untuk meluruskan kabar hoaks mengenai praktik jual-beli perangkat atau layanan Starlink di lapangan.

“Jika ada berita hoaks yang menyebutkan perangkat itu dijualbelikan setelah diberikan, tolong dibantu diluruskan,” tegas Pranata Humas Ahli Madya Komdigi RI, Wiaji Cahyaningrum, dilihat redaksi dalam rilis resmi, Jumat 5 Desember 2025.

Selanjutkan, Komdigi RI mewartakan bahwa telah ada Pusat Informasi dan Media Center untuk fasilitas kerja bagi wartawan, mulai dari laptop, akses jaringan, hingga data real-time terkait Base Transceiver Station (BTS) yang aktif maupun yang masih belum berfungsi.

Penyediaan fasilitas ini dilakukan agar informasi yang diberitakan akurat, terkini, dan tidak menimbulkan kekeliruan di tengah situasi darurat.

Ia juga menyampaikan bahwa rilis resmi dan pembaruan informasi penanganan bencana Sumatra dan Aceh dapat diakses melalui tautan s.id/TanggapBencanaSumatra.

Mengenai perkembangan pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh, Wiaji menjelaskan bahwa dari total 3.414 BTS yang ada, sekitar 51 persen sampai Rabu (3/12/2025) masih down.

Ia menyebutkan bahwa proses pemulihan terus dilakukan secara bertahap sesuai kondisi lapangan.

Sementara itu, Kabid Pengelolaan Komunikasi Publik Diskominsa Aceh, Alfajrian, menjelaskan bahwa proses pemulihan telekomunikasi sangat bergantung pada ketersediaan listrik.

Sebagian besar BTS, kata dia, tidak dapat berfungsi dikarenakan aliran listrik terputus akibat kerusakan infrastruktur.

“Kalau PLN hidup, sebagian besar telekomunikasi otomatis menyala. Ini berjalan seiring dengan upaya pemulihan jalur darat,” ujarnya.

Ia berharap uji coba pemberian listrik pada sejumlah jaringan transmisi di Lhokseumawe dapat menjadi titik awal pemulihan yang lebih luas di Banda Aceh, Aceh Besar, dan Pidie.

Komdigi Bangun Posko dan Media Center

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memastikan pemulihan konektivitas jaringan serta infrastruktur telekomunikasi di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra.

Selain pemulihan teknis, Komdigi juga mendirikan sejumlah Posko sebagai Pusat Informasi dan Media Center untuk mendukung komunikasi darurat dan koordinasi penanganan bencana.

Di Aceh, posko dipusatkan di Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Aceh, sementara di Sumatra Barat posko ditempatkan di Komplek Kantor Gubernur Sumbar.

Untuk Sumatra Utara, Posko Komdigi beroperasi di tiga titik, yakni Gedung Kwarda Gerakan Pramuka Sumut, Gelanggang Olahraga (GOR) Pandan Tapanuli Tengah), serta Posko Dukungan Psikososial di Hamparan Perak, Deli Serdang.

Posko tersebut berfungsi sebagai ruang kerja bagi jurnalis, pusat penyelenggaraan konferensi pers, serta titik koordinasi lapangan bagi satuan Komdigi, operator seluler, pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan terkait.

Selain itu, posko menjadi lokasi pemantauan jaringan telekomunikasi oleh Balai Monitoring (Balmon) di tingkat wilayah, sekaligus ruang redaksi bersama untuk penyusunan narasi, informasi publik, dan berbagai konten terkait penanganan bencana. (Red))

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News Beritabanten.com