Beritabanten.com – Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie terpantau mengenakan pakaian adat betawi di Kecamatan Serpong pada Rabu kemarin.
Dia meresmikan ‘Sekolah Ibu’, semacam program program pendidikan alternatif yang ditunjukkan untuk warga yang belum sempat memperoleh atau menyelesaikan pendidikan formal.
Dirinya sengaja mengenakannya untuk mendekatkan diri pada ibu-ibu yang rata-rata berasal dari warga Lengkong Gudang Timur, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel, Provinsi Banten.
Program ini diarahkan pada pemenuhan pendidikan masyarakat yang terhambat, sementara pada sisi lain Kota Tangsel mengalami pertumbuhan ekonomi dan mobilitas tinggi.
“Sekolah Ibu untuk orang yang tidak sempat bersekolah di sekolah formal. Kalau pendidikan isinya ilmu, maka sekolah adalah wadah besar,” ujarnya.
Benyamin menceritakan asal mula dari gagasasn Sekolah Ibu berasal dari masukan istrinya, Tini Indriyanti yang mendapatkan data di lapangan bahwa masih banyak warga yang putus sekolah.
Lalu, Sekolah Ibu kemudian diformulasikan lebih luas melalui GOW Kota Tangsel untuk menjadi program pemberdayaan perempuan dan keluarga.
Benyamin tetap persilahkan bagi warga yang membutuhkan kesempatan kedua untuk belajar dapat berpartisipasi, dan sekolah ini bersifat sosial sehingga terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar.
“Tangsel dengan dengan kondisi ekonomi dan pendidikan maju, tetapi masih ada masyarakat yang kurang beruntung dan tidak sempat mengenyam pendidikan. Maka dari Sekolah Ibu ini saya berharap memang menjadi solusi bagi masyarakat yang memang memerlukan,” jelasnya.
Ia menambahkan, kolaborasi antar dinas akan dilakukan untuk memperluas manfaat sekolah ini, termasuk dalam bidang kesehatan, ketenagakerjaan, dan pemberdayaan masyarakat.
Benyamin mengapresiasi peran aktif kaum perempuan dalam melahirkan program yang dinilai memiliki manfaat nyata bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Tangsel.
“Rintangan pasti ada, tapi itu justru memaksa kita untuk terus kreatif dan tidak berhenti pada satu titik,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua GOW Tangsel, Tini Indrayanti menyampaikan bahwa program ini lahir dari keprihatinan terhadap warga yang putus sekolah atau tidak mendapat akses pendidikan karena alasan ekonomi maupun kekerasan dalam rumah tangga.
Nama Sekolah Ibu dipilih karena ibu adalah simbol. Simbol kehidupan, simbol pembelajaran, dan simbol kasih sayang. Filosofi itulah yang menjadi landasan siapapun yang belajar di sini akan diperlakukan dengan kasih, dengan kasih sayang, dengan kesabaran, dengan penghargaan penuh, dan tentunya sebagai martabat manusia.
“Meskipun namanya Sekolah Ibu, namun sekolah ini bukanlah sekolah yang hanya diperuntukkan bagi kaum ibu. Justru sebaliknya, ini adalah sekolah untuk semua bagi mereka yang membutuhkan kesempatan kedua untuk belajar atau mendapatkan pendidikan.
Sekolah Ibu menyediakan berbagai kelas literasi baca–tulis–hitung, keterampilan digital dasar, pendampingan psikologis, hingga pelatihan wirausaha dan link and match dengan dunia usaha untuk membuka peluang kerja.
Peresmian program ini disebut bukan akhir, melainkan awal langkah besar dalam mewujudkan kota yang lebih adil, inklusif, dan penuh peluang bagi seluruh warga.
Tini mengajak semua pihak pemerintah, masyarakat, pengusaha, akademisi, relawan untuk menjadi bagian dari berjalan ini, karena pendidikan bukan hanya tentang belajar, tetapi tentang memulihkan hidup, membuka jalan, dan meningkatkan martabat manusia.
“Semoga Sekolah Ibu menjadi rumah dan harapan untuk ruang pemulihan, serta jembatan membuat masa depan baru bagi warga,” demikian dia menutup. (Red)
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News Beritabanten.com


Tinggalkan Balasan