Beritabanten.com – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DinkopUKM) Kota Cilegon menggelar kegiatan Pasca Inkubasi Business Matching Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik di Ballroom The Royal Krakatau Hotel, Kamis (13/11).
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Cilegon, Maman Mauludin.
Maman mengapresiasi upaya DinkopUKM yang konsisten membina dan memperkuat kapasitas pelaku usaha lokal. Ia menilai program-program pemberdayaan UMKM seperti ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Langkah-langkah kreatif seperti ini perlu terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi kita semua,” ujarnya.
Maman kemudian menyoroti persoalan pengangguran di Cilegon yang meningkat pada 2024–2025, di mana mayoritas penganggur justru berasal dari lulusan SMK dan sarjana.
Kondisi ini, kata Maman, menjadi tantangan yang harus direspons melalui penguatan UMKM sebagai salah satu sektor penyerap tenaga kerja terbesar.
“Dari sekitar 15.000 penganggur, penyumbang terbesar adalah lulusan SMK dan sarjana. Karena itu, kegiatan seperti ini diharapkan mampu memperluas lapangan kerja, baik di sektor formal maupun informal,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendampingan menyeluruh bagi peserta inkubasi, termasuk dalam manajemen, keuangan, pemasaran, hingga peningkatan kualitas produk agar pelaku UMKM Cilegon dapat bersaing di pasar industri. Selain itu, dukungan permodalan dari lembaga keuangan daerah dinilai sangat krusial.
“Kami mendorong BPRS Cilegon Mandiri menjadi mitra strategis dalam penyediaan pembiayaan bagi UMKM. Pemerintah daerah akan terus hadir mendukung ekspansi produk dan menjaga likuiditas pelaku usaha,” ujarnya.
Kepala DinkopUKM Kota Cilegon, Didin S Maulana, menjelaskan bahwa kegiatan pasca inkubasi ini merupakan puncak dari rangkaian pelatihan berjenjang yang telah berlangsung sejak Juni.
“Peserta telah dibekali manajemen, kewirausahaan, pemasaran, keuangan, hingga teknik produksi. Dari 300 peserta yang dilatih, dikurasi menjadi 50 pelaku usaha yang siap naik kelas,” jelasnya.
Didin menambahkan bahwa sektor kuliner masih menjadi yang paling dominan dalam program tersebut, disusul sektor jasa dan kriya.
“Mayoritas berasal dari bidang kuliner, mulai makanan kering, katering, hingga camilan. Saat ini ada 20 perusahaan yang terlibat dalam business matching, dan ke depan kami targetkan jumlahnya terus bertambah untuk mendukung produk lokal Cilegon,” pungkasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News Beritabanten.com


Tinggalkan Balasan