Beritabanten.com – Kemenag dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangsel menggelar kajian lintas agama di Vihara Kwan In Thang, Kecamatan Pondok Cabe Udin, Pamulang, Kota Tangsel.
Kegiatan yang digelar pada hari ini Kamis 16 Oktober 2025 tersebut melibatkan para tokoh lintas agama dan para penyuluh agama se-kota Tangsel.
Ketua FKUB Tangsel, KH Ahmad Sofyan Mastas, menerangkan penentuan tempat ibadah sebagai cara efektif mengasah rasa toleransi nyata di lapangan.
“Kajian lintas agama ini ke dapan tidak lagi dilaksanakan di kantor FKUB Tangsel, tapi di rumah ibadah masing-masing agama agar semakin terbina kerukunan dan saling menghargai satu dengan yang lain,” katanya.
Tidak lupa, Sofyan menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari Kemenag Tangsel dengan mengerahkan para penyuluh agama yang ada di Tangsel.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala Kantor Kemenag Tangsel yang telah mensupport kegiatan ini dengan menghadirkan para penyuluh agama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Tangsel, Ahmad Rifaudin, merasa bersyukur dapat hadir dan berkumpul dalam kegiatan tersebut dalam suasana penuh kedamaian dan semangat.
“Atas nama Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada FKUB Kota Tangsel yang terus berkomitmen menjadi garda terdepan dalam menjaga, merawat, dan memperkuat kerukunan antarumat beragama di kota yang kita cintai ini,” ungkapnya.
Dijelaskannya, Tangerang Selatan adalah kota yang plural, dengan masyarakat yang majemuk, baik dari segi agama, etnis, maupun budaya.
Dalam keberagaman inilah tersimpan kekuatan besar jika dikelola dengan bijak. Maka, menjaga kerukunan bukan hanya tugas pemerintah atau FKUB semata, tetapi merupakan tanggung jawab moral dan sosial seluruh elemen masyarakat.
“Kementerian Agama melalui program Moderasi Beragama terus mendorong agar nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan menghargai perbedaan dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Moderasi beragama bukan berarti memoderatkan ajaran agama, tetapi memoderatkan cara kita memahami dan mengamalkan agama agar tetap dalam koridor kemanusiaan, kebangsaan, dan perdamaian,” tegasnya.
Kajian lintas agama seperti ini, lanjutnya, menjadi ruang penting untuk berdialog, saling memahami, dan membangun empati lintas keyakinan.
Dari sana akan hadir semangat “merawat kerukunan” menemukan maknanya yang sejati, bukan sekedar slogan, tetapi menjadi praktik nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Mari kita jadikan kegiatan ini sebagai momentum memperkuat sinergi antara FKUB, Pemerintah Daerah, dan Kementerian Agama, dalam mewujudkan masyarakat Tangerang Selatan yang rukun, damai, dan bercahaya, sejalan dengan tagline Kemenag Tangsel: Sinergi Bercahaya, Harmoni Dalam Keberagaman,” ujarnya semangat.
KLA tersebut menghadirkan narasumber dari FKUB provinsi Banten, Romo Yahya Santosa, yang mempertegas bahwa Indonesia adalah negara yang begitu luas dan penuh kemajemukan.
“Untuk menjaga kerukunan umat beragama perlu adanya silaturrahmi dan menjalin persaudaraan sehingga persatuan semakin baik,” tegas Romo. (Red)
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News Beritabanten.com
Tinggalkan Balasan